Jumat, 13 Maret 2015

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan

MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan











DENISA DEVI
12114700
1 KA 02



KATA PENGANTAR

                   Segala puji bagi Allah yang telah memberikan saya kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan serta Ridha-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik dan benar. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang " Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam kesusastraan", yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru Ilmu Budaya Dasar yaitu Ibu Wike Wedya Lastin selaku dosen ilmu sosial dasar yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun karya tulis ilmiah yang baik dan sesuai kaidah.
                   Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun sangat membutuhkan saran dan kritik yang membangun agar makalah ini dapat menjadi sempurna, terimakasih.












Jakarta, 10 Maret 2015




i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1              Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2              Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3              Tujuan Penulisan.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................2
2.1 Pendekatan Kesustraan....................................................................................................2
             2.1.1 Pengertian Sastra dan Seni, serta Peranan.......................................................2
             2.1.2 Hubungan Sastra dan Seni dengan Ilmu Budaya Dasar...................................3

2.2 Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Prosa......................................3
 2.2.1 Pengertian dan Jenis Jenis Prosa........................................................3
 2.2.2 5 Komponen dalam Prosa Lama dan Baru.........................................4

2.3 Nilai-nilai dalam Prosa Fiksi.............................................................................5
2.3.1 Pengertian Prosa Fiksi.........................................................................5
2.3.2 Nilai yang Terkandung dalam Prosa Fiksi...........................................5
2.3.2 Contoh Karya Sastra dan Contoh Prosa..............................................6

2.4 Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Puisi.......................................7
            2.4.1 Pegertian Puisi....................................................................................7
            2.4.2 Kreativitas Penyair dalam Membangun Puisinya................................7
            2.4.3 Alasan-alasan yang Mendasari Penyajian Puisi dalam IBD.................7
            2.4.4 Contoh Puisi.......................................................................................8


BAB III PENUTUP............................................. ............................................................ ...9
3.1 Kesimpulan............................................. .......................................................................9
3.2 Saran............................................. .................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA




ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
                     Keutuhan manusia sebagai pribadi dapat dimungkinkan melalui pemahaman, penghayatan, dan meresapkan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya seni rupa sebagai salah satu bagian dari kebudayaan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang dianugerahi pikiran, perasaan dan kemauan secara naluriah memerlukan prantara budaya untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif. Dalam kegiatan apresiatif, yaitu mengadakan pendekatan terhadap seni rupa seolah-olah kita memasuki suatu alam rasa yang kasat mata. Seni rupa sebagai karya seni yang nampaknya rupa seolah-olah hanya dapat dihayati dengan indra mata. Maka itu kadang-kadang seni rupa itu lebih disamakan dengan seni visual.   
1.2              Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konsepsi budaya dalam kesusastraan?
2. Bagaimana kita mengerti tujuan adanya konsepsi tersebut?
3. Apa yang dapat kita pahami dari nilai – nilai kesusatraan yang masuk dalam budaya yang terkandung itu?
4. Bagaimana seorang penyair berkreatifitas dalam membangun puisinya?

1.3              Tujuan Penulisan
Makalah ini dimaksudkan sebagai bahan untuk mempelajari materi dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar sebagai mata kuliah yang harus dipelajari serta membantu meningkatkan pengetahuan tentang konsepsi ilmu budaya dalam kesastraan sehingga dapat memberi contoh dan berguna dalam kehidupan sehari-hari







1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan Kesustraan
   2.1.1 Pengertian Sastra dan Seni, serta Peranan

a.      Pengertian Sastra dibagi menjadi dua yaitu :
·         Sastra Dalam Pengertian Umum
Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.

·         Pengertian Sastra Menurut Para Ahli
Mursal Esten (1978 : 9)
Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
Semi (1988 : 8 )
Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.
Robert Scholes (1992: 1)
Tentu saja, sastra itu sebuah kata, bukan sebuah benda
b.     Peranan Sastra
Karya sastra mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia pendidikan dan pengajaran. Sebab itu sangat keliru bila dunia pendidikan selalu menganggap bidang eksakta lebih utama, lebih penting dibandingkan dengan ilmu sosial atau ilmu-ilmu humaniora. Masyarakat memandang bahwa karya sastra hanyalah khayalan pengarang yang penuh kebohongan sehingga timbul klasifikasi dan diskriminasi. Padahal karya sastra memiliki pesona tersendiri bila kita mau membacanya. Karya sastra dapat membukakan mata pembaca untuk mengetahui realitas sosial, politik dan budaya dalam bingkai moral dan estetika.
 Dari dulu sampai sekarang karya sastra tidak pernah pudar dan mati

2
Dalam kenyataan karya sastra dapat dipakai untuk mengembangkan wawasan berpikir bangsa. Karya sastra dapat memberikan pencerahan pada masyarakat modern. ketangguhan yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan. Di satu pihak, melalui karya sastra, masyarakat dapat menyadari masalah-masalah penting dalam diri mereka dan menyadari bahwa merekalah yang bertanggung jawab terhadap perubahan diri mereka sendiri.
            Sastra dapat memperhalus jiwa dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berpikir dan berbuat demi pengembangan dirinya dan masyarakat serta mendorong munculnya kepedulian, keterbukaan, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Sastra mendorong orang untuk menerapkan moral yang baik dan luhur dalam kehidupan dan menyadarkan manusia akan tugas dan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial dan memiliki kepribadian yang luhur.
            Selain melestarikan nilai-nilai peradaban bangsa juga mendorong penciptaan masyarakat modern yang beradab (masyarakat madani) dan memanusiakan manusia dan dapat memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal, melatih kecerdasan emosional, dan mempertajam penalaran seseorang

2.1.2 Hubungan Sastra dan Seni dengan Ilmu Budaya Dasar
            Hubungan sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar adalah sama-sama memiliki objek yang sama yaitu manusia. sama-sama mempelajari hubungan antar manusia melalui suatu komunikasi yang beraneka ragam macamnya. dan bayangkan jika manusia hidup tanpa seni. Jika manusia hidup tanpa bisa menyalurkan ekspresi mereka atau tidak bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya, maka akan menggangu kejiwaan atau psikologis manusia tersebut.

2.2 Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Prosa
 2.2.1 Pengertian dan Jenis Jenis Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.
Jenis-jenis Prosa
Menurut isinya prosa dapat dibagi menjadi 2, yaitu prosa fiksi dan nonfiksi :
1. Prosa Fiksi
Prosa fiksi adalah prosa yang berbentuk karangan/Khayalan yang dibuat oleh pengarangnya. Isi cerita yang dibuat tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta yang terjadi. Prosa fiksi ini disebut juga karangan narasi sugestif/imajinatif. 
Contoh prosa fiksi : Cerpen, novel, dan dongeng
2. Prosa Nonfiksi
Prosa nonfiksi merupakan karangan yang dibuat bukan berdasarkan rekaan/khayalan sang pengarang, tetapi berisi hal-hal berupa informasi faktual ( kenyataan ) atau berupa pengamatan pengarang. Jenis prosa non fiksi ini juga disebut karangan semi ilmiah
Contoh Prosa nonfiksi : Artikel, tajuk rencana, opini, feature, biografi, tips, reportase, jurnalisme baru, iklan dan pidato.

3

2.2.2 5 Komponen dalam Prosa Lama dan Baru
KOMPONEN-KOMPONEN DALAM PROSA
·         Prosa lama meliputi :
1.             Fabel
Fabel diambil dari bahasa Belanda yang berarti cerita yang menggunakan hewan sebagai tokoh utamanya. Misalkan cerita kancil atau cerita Tantri di Indonesia.
Banyak satrawan dan penulis dunia yang juga memanfaatkan bentuk fabel dalam karangannya. Salah seorang pengarang fabel yang terkenal adalah Michael de La Fontaine dari Perancis. Penyair Sufi Fariduddin Attar dari Persia juga menuliskan karyanya yang termashur yakni Musyawarah Burung dalam bentuk fabel. Biasa pada sebuah fabel tersirat moral atau makna yang lebih mendalam.
2.            Legenda
Legenda (Latin legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang enpunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai sejarah kolektif (folk history). Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya.
Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklore. Menurut Pudentia, legenda adalah cerita yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga membedakannya dengan mite.
3.             Cerita rakyat (folklore)
Cerita rakyat adalah cerita pada masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki kultur budaya yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa.
4.      Tambo
Suatu karya sastra yang menceritakan sejarah (asal-usul) suku bangsa, negeri, dan adat. Karya sastra sejarah ini biasa disebut dengan Historiografi Tradisional. Penulisan sejarah suatu negeri berdasarkan anggapan atau kepercayaan masyarakat setempat secara turun-temurun.
5.      Cerita pelipur lara
Suatu karya sastra yang berisikan kejenakaan. Karya sastra ini bertujuan untuk melipur lara atau membuat pembaca melupakan sedihnya.

·         Prosa baru meliputi :
1.         Roman
Roman adalah sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau gancaran yang isinya melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing. Bisa juga roman artinya adalah "kisah percintaan".
2.          Riwayat
Riwayat  adalah catatan singkat tengatang gambaran diri seseorang. Selain berisi data pribadi, gambaran diri itu paling tidak harus di isi keterangan tentang pendidikan atau keahlian dan pengalaman. Dengan data itu riwayat hidup akan memberikan gambaran atau kualifikasi seseorang.

4
3.         Antologi
Antologi secara harfiah diturunkan dari kata bahasa Yunani yang berarti “karangan bunga” atau “kumpulan bunga” yang berarti sebuah kumpulan dari karya-karya sastra. Awalnya definisi ini hanya mencakup kumpulan puisi (termasuk syair dan pantun) yang dicetak dalam satu volume. Namun, antologi juga dapat berarti kumpulan karya sastra lain seperti cerita pendek, novel pendek, prosa, dan lain-lain. Dalam pengertian modern, kumpulan karya musik oleh seorang artis, kumpulan cerita yang ditayangkan dalam radio dan televisi juga tergolong antologi.
4.      Resensi
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
5.      Kritik
Kritik adalah analisis untuk menilai suatu karya sastra. Tujuan kritik sebenarnya bukan menunjukkan keunggulan, kelemahan, benar atau salah sebuah karya sastra dipandang dari sudut tertentu, tetapi tujuan akhirnya mendorong sastrawan untuk mencapai penciptaan sastra setinggi mungkin dan mendorong pembaca untuk mengapresiasi karya sastra secara lebih baik.
Ada 2 jenis kritik sastra :
1.      Kritik sastra intrinsik
2.      Kritik sastra ekstrinsik

2.3 Nilai-nilai dalam Prosa Fiksi
2.3.1 Pengertian Prosa Fiksi
 Istilah prosa fiksi atau cukup disebut karya fiksi, biasa juga diistilahkan dengan prosa cerita, prosa narasi, narasi atau cerita berplot. Jadi pengertian prosa fiksi ialah kisah atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita . rumusan yang dipaparkan itu ialah rumusan dalam artian konvensional karena sebuah prosa fiksi seringkali justru anti cerita dan tidak berplot. Dalam bentuk prosa fiksi yang non konvensional itu, tujuan pengarang umumnya hanya ingin menampilkan gagasan secara aktual lewat karya prosa yang ditampilkannya

2.3.2 Nilai yang Terkandung dalam Prosa Fiksi
Sebagai seni yang bertulang panggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawa moral, pesam atau cerita. Dengan perkataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1. Prosa fisksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenagan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tidak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.


5
2. Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam nivel sering kita dapat belajar sesiatu uang lebih daripada sejarah atau lapiran jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehiduoab yang akan dating atau kehidupan yang asing sama sekali.
3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat menstimulai imajinasi, dan merupakan sarana bagi peminfajan uang tak henti-hentinya dan warisan budaya bangsa.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-oengalan dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda darioada aoa yang disajikan dalam kehidupan sediri.


2.3.2 Contoh Karya Sastra dan Contoh Prosa
a. Contoh-contoh Prosa
-  Contoh novel :Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
-  Contoh cerpen :Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
-  Contoh biografi :Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.I Habibie, Ki Hajar Dewantara.
Prosa lama
1. Statis, lamban perubahannya
2. Istana Sentris, bersifat kerajaan
3. Bersifat fantastis, bentuknya hikayat, dongeng
4. Di pengaruhi sastra Hindu dan Arab
5. Tidak ada pengarang atau anonim
Prosa baru
1. Dinamis, perubahannya cepat
2. Rakyat Sentris, mengambil bahan dari rakyat sekitar
3. Realistis, bentuknya roman, novel, cerpen, drama, kisah, dsb.
4. Di pengaruhi sastra Barat
5. Nama pencipta selalu dicantumkan


6

2.4 Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Puisi
            2.4.1 Pengertian Puisi

·         William Wordsworth
peluapan yang spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya, memperoleh asalnya dari emosi atau rasa yang dikumpulkan kembali dalam kedamaian.
·         Drs Zainuddin
puisi merupakan karya sastra yang terikat ketentuan atau syarat tertentu dan pengungkapannya tidak terperinci, tidak mendetail atau tidak meluas.

·         Alternbernd
pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran (menafsirkan ) dalam bahasa berirama (bermetrum) (as the interpretive dramatization of experience in metrical language)
Dari pengertian puisi menurut para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa puisi merupakan karya seni yang memiliki seni khas yang tidak dimiliki oleh karangan lain. Ini berkaitan dengan unsur unsur instrinsik yang terdapat dalam puisi. Selain itu, puisi biasanya menjadi luapan perasaan yang sangat mendalam bagi penulisnya. Para pujangga biasanya harus mendalami apa yang ditulisnya agar puisi yang ditulis tidak garing atau tanpa makna.

            2.4.2 Kreativitas Penyair dalam Membangun Puisinya

a.         Figura bahasa (figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehinggga puisi menjadi segar, hidup menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
b.         Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
c.         Kata-kata yang berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
d.         Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
e.         Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan sehingga lebih menggugah hati.

            2.4.3 Alasan-alasan yang Mendasari Penyajian Puisi dalam IBD
Alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi dalam IBD :
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
2. Puisi dan keinsyafan / kesadaran individual.
3. Puisi san keinsyafan sosial.
7



            2.4.4 Contoh Puisi

Puisi Karya Chairil Anwar

RUMAHKU
Rumahku dari unggun-timbun sajak
Kaca jernih dari luar segala nampak

Kulari dari gedong lebar halaman
Aku tersesat tak dapat jalan

Kemah kudirikan ketika senjakala
Di pagi terbang entah ke mana

Rumahku dari unggun-timbun sajak
Di sini aku berbini dan beranak

Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang
Aku tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata manis madu
Jika menagih yang satu

27 april 1943
















8

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi, dapat disimpulkan sastra adalah suatu tulisan yang makna seni atau keindahan tertentu. Sedangkan seni adalah buah cipta manusia yang muncul dari hati manusia itu sendiri dan lebih merujuk kepada ekspresi manusia tersebut. Di zaman sekarang, sastra sudah menjadi karya seni yang begitu banyak digunakan orang sebagai media penyaluran ekpresi mereka. contohnya antara lain : Novel, Cerita/cerpen (tertulis/lisan), Syair, Pantun, Sandiwara/drama, Lukisan/kaligrafi, dan lain-lain. selain penyalur bakat dan ekpresi seni seorang manusia, sastra juga berfungsi sebagai suatu teknik berkomunikasi antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. seperti tradisi budaya Betawi yang mewajibkan untuk berpantun sebagai kata sambutan antar mempelai disaat mereka menikah.
Hubungan sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar adalah sama-sama memiliki objek yang sama yaitu manusia. sama-sama mempelajari hubungan antar manusia melalui suatu komunikasi yang beraneka ragam macamnya. dan bayangkan jika manusia hidup tanpa seni. jika manusia hidup tanpa bisa menyalurkan ekspresi mereka. jika manusia tidak bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya. maka akan menggangu kejiwaan atau psikologis manusia tersebut.

3.2 Saran
Demikian tulisan ini saya buat. Penulis sadar akan banyaknya kekurangan dan jauh dari hal sempurna. Masih banyak kesalahan dari makalah ini. Penulis juga membutuhkan kritik dan saran agar bisa menjadikan motivasi bagi penulis agar kedepan bisa lebih baik lagi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada segala pihak yang telah membantu hingga makalah ini dapat saya selesaikan.






9

DAFTAR PUSTAKA


Kamis, 12 Maret 2015

Ilmu Budaya Dasar Manusia dan Kebudayaan




MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN














DENISA DEVI
12114700
1 KA 02



KATA PENGANTAR

                   Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan serta Ridha-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik dan benar. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Manusia dan Kebudayaan", yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru Ilmu Budaya Dasar yaitu Ibu.......................yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun karya tulis ilmiah yang baik dan sesuai kaidah.
                   Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun sangat membutuhkan saran dan kritik yang membangun agar makalah ini dapat menjadi sempurna, terimakasih.












Jakarta, 9 Maret 2015




i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1              Latar Belakang............................................................................................1
1.2              Rumusan Masalah.......................................................................................1
1.3              Tujuan Penulisan.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.1 Manusia..............................................................................................................2
               2.1.1 Unsur yang Membangun  Manusia..................................................2
2.2 Hakekat Manusia................................................................................................2
 2.2.1 Pengertian Hakekat Manusia..............................................................2
 2.2.2 Perbedaan Manusia dengan Makhluk lain..........................................3
2.3 Kepribadian Bangsa Timur.................................................................................4
2.3.1        Pengertian Kepribadian Bangsa Timur.............................................4
2.3.2        Bagan Psiko-sosiogram Manusia......................................................4
2.4 Kebudayaan.........................................................................................................6
            2.4.1 Pengertian Kebudayaan........................................................................6
            2.4.2 Tokoh-tokoh Kebudayaan....................................................................6
2.5 Unsur Kebudayaan..............................................................................................8
2.5.1 7 Unsur Kebudayaan Universal...........................................................8
2.5.2 Perbedaan Kebudayaan dalam Dua Bentuk Wujud.............................8
2.6 Wujud Kebudayaan.............................................................................................9
            2.6.1 3 Wujud Kebudayaan Menurut Dimensi Wujudnya............................9
2.7    Orientasi Nilai Budaya.......................................................................................9
2.7.1    5 Masalah Pokok Kehidupan Manusia................................................9
2.8     Perubahan Kebudayaan......................................................................................9
2.8.1 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Unsur Kebudayaan Baru...........9
2.8.2 Penyebab Gerak/ Perubahan Kebudayaan...........................................10
2.9     Kaitan Manusia dan kebudayaan.......................................................................11
2.9.1   Pengertian Hubungan antara Manusia dan Kebudayaan dan Contoh..11
2.9.2  Pengertian Dialektis.............................................................................11
2.9.3 3 Tahap Dalam Proses Dialektis...........................................................12

BAB III PENUTUP....................................................................................................13
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................13
3.2 Saran.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
                 Hubungan antara manusia dengan kebudayaan memiliki keterkaitan yang erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun temurun. Hampir seluruh kegiatan yang dilakukan oleh manusia berkaitan dengan kebudayaan. Selain itu, kebudayaan dapat mempersatukan lapisan elemen masyarakat yang sebelumnya memiliki merenggang akibat konflik, dapat pula dijadikan suatu alat komunikasi antar masyarakat. Kebudayaan sangat berperan penting bagi kehidupan bermasyarakat, tidak hanya untuk saling bersosialisasi tapi bisa menjadi ciri khas suatu kelompok manusia.
Manusia sebagai mahluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dan dorongan nalurinya dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya untuk mempelajari keadaan sekitar dengan pengetahuan yang dimilikinya. Kebudayaan juga mengajarkan kepada manusia beberapa hal penting dalam kehidupan seperti etika sopan & santun menjadikan ciri khas kebudayaan orang Indonesia.

1.2              Rumusan Masalah
a.       Apakah pengertian manusia beserta unsur yang membangun nya?
b.      Apakah perbedaan manusia dengan makhluk lain?
c.       Bagaimana kah kepribadian bangsa timur?
d.      Apakah pengertian dari kebudayaan?
e.       Siapakah tokoh-tokoh kebudayan?
f.       Apakah unsur dari kebudayaan universal?
g.      Apa saja wujud kebudayaan?
h.      Apakah faktor yang memepengaruhi perubahan kebudayaan?
i.        Apakah kaitan manusia dengan kebudayaan?

1.3              Tujuan Penulisan
Makalah ini dimaksudkan untuk membantu meningkatkan pengetahuaun tentang manusia dan kebudayaan sehingga dapat memberi contoh dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.



1

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manusia
   2.1.1 Unsur yang  Membangun Manusia
Ada dua pandangan yang dapat dijadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia :
a.       Manusia terdiri dari 4 unsur yang saling terkait yaitu :
·         Jasad      : badan kasar manusia yang tampak dari luar, dapat diraba dan menempati ruang
·         Hayat      : mengandung unsur hidup yang ditandai gerak
·         Ruh         : bimbingan tuhan yang bekerja secara spiritual yang memahami kebenaran
·         Nafs        : kesadaran tentang diri sendiri

b.      Manusia sebagai suatu kepribadian memiliki 4 unsur, yaitu :
·         Id                         : merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak.   Merupakan libido murni, atau energy psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional
·         Ego          : bagian yang pertama kali dibedakan dengan ID,  disebut kepribadian eksekutif karena peranannya dalam menghubungkan energy Id ke dalam saluran social yang dapat dimengerti orang lain
·         Super Ego : kepribadian yang muncul paling akhir sekitar usia 5 tahun. Super ego terbentuk dari lingkungan ekternal. Super ego merupakan kesatuan standar moral yang diterima ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas dalam lingkungan luar diri

2.2 Hakekat Manusia
2.2.1 Pengertian Hakekat Manusia
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
  1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
  2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
  3. Individu yang dapat mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
  4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.

2
  1. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
  2. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
  3. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
  4. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

2.2.2 Perbedaan Manusia Dengan Makhluk Lain
Perbedaan manusia dengan makhluk lain adalah sebagai berikut :
1. Punya masa menopause 
Berbeda dengan sebagian besar binatang yang akan terus bereproduksi hingga akhir hayatnya, manusia khususnya wanita hanya akan bereproduksi sampai tiba pada suatu masa yang disebut menopause.

2. Melewati masa kecil lebih lama 

Dibandingkan primata maupun binatang yang lain, manusia menghabiskan waktu yang lebih lama untuk tinggal bersama dan mengasuh keturunannnya. Beberapa ahli menduga hal ini dipicu oleh ukuran otak manusia yang lebih besar, sehingga butuh waktu lebih lama untuk berkembang dengan sempurna.

3. Wajah memerah saat tersipu 

Dari semua bentuk ekspresi, wajah yang memerah saat tersipu malu adalah yang paling unik dan hanya terjadi pada manusia. Tidak diketahui pasti bagaimana hal ini terjadi, namun hal ini dinilai telah banyak membantu manusia untuk bersikap jujur.

4. Bisa menciptakan api 

Kemampuan manusia untuk membuat api adalah bekal penting dalam memenangkan seleksi alam. Ancaman predator nokturnal yang mengintai ketika hari mulai gelap menjadi mudah bagi manusia untuk ditanggulangi.

5. Mengenal pakaian 

Tidak seperti kera yang tubuhnya tertutup bulu (rambut), secara alami manusia tidak punya pelindung terhadap perubahan suhu di permukaan kulitnya. Namun dengan kecerdasan yang dimiliki, manusia bisa membuat pakaian yang menggantikan fungsi bulu pada beberapa jenis binatang.

6. Berbicara 

Sejak kurang lebih 35.000 tahun yang lalu, manusia memiliki tenggorokan yang posisinya lebih rendah dibandingkan pada simpanse. Ditunjang dengan tulang hyoid berbentuk tapal kuda yang terletak di bawah lidah, manusia mampu mengontrol suara yang dihasilkan sehingga bisa berbicara.

3
7. Jemari tangan yang fleksibel 
Manusia adalah satu-satunya spesies yang bisa memutar jempol tangannya ke berbagai arah hinggga 360 derajat. Jari-jari yang lain juga lebih fleksibel dibandingkan primata, sehingga manusia menjadi spesies paling terampil dalam memanfaatkan peralatan.

2.3 Kepribadian Bangsa Timur
            2.3.1 Kepribadian Bangsa Timur
·         Bangsa timur identik menjunjung nilai kesopanan yang lebih tinggi dibanding budaya barat  :
Inilah faktor utama yang membuat bangsa timur khususnya Indonesia menjadi bangsa yang berkesan di mata orang asing yang berkunjung ke Indonesia karena faktor inilah yang seolah-olah membuat kesan yang tidak terlupakan .Jika dibandingkan budaya barat bangsa timur dapat dikatakan lebih unggul darinya karena budaya barat cenderung kurang dalam menjunjung nilai kesopanan .
·         Bangsa timur lebih terbuka dan ramah tamah terhadap bangsa atau negara lain :
Ini adalah faktor kedua yang menyebabkan bangsa kita ini adalah bangsa yang paling digemari bangsa asing sebagai tujuan wisata karena dengan sifat masyarakat Indonesia yang terbuka dan ramah baik kepada sesama maupun kepada bangsa asing membuat bangsa asing tidak takut untuk bercengkrama meskipun bangsa asing tersebut belum pernah mengenal sebelumnya
·         Bangsa timur juga amat peduli dengan orang lain :
Faktor ketiga ini sudah mendarah daging bagi masyarakat bangsa timur , peduli kepada sesama merupakan sebuah keharusan yang tidak bisa ditinggalkan . Bangsa timur bahkan tidak pandang bulu dalam memberikan simpati dan kepedulian , orang asing yang belum dikenalpun akan dibantu selama ia bisa membantunya , Hal ini sanagat jauh berbeda dengan kepribadian bangsa barat yang bersifat liberal serta lebih individualis dan egois dalam kehidupan bermasyarakat .
2.3.2        Bagan Psiko-sosiogram manusia



 




          


         

4

·         Nomor 7 dan nomor 6 disebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam, sehingga tidak disadari lagi oleh individu yang bersangkutan.
·         nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (unexpressed conscious). Lingkaran itu terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang bersangkutan, tetapi siapapun juga dalam lingkarannya.
·         Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious). Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh si individu kepada sesamanya, yang dengan mudah diterima dan dijawab oleh sesamanya.
·           Nomor 3 disebut limgkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul secara mesra dan karib, yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekananbatin atau dikejar-kejar oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan.
·         Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang atau benda-benda itu bagi dirinya.
·         Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jarak jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari.
·         Nomor 0 disebut lingkaran dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama dengan lingkaran nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.






5
2.4      Kebudayaan
            2.4.1 Pengertian Kebudayaan
Arti  kebudayaan secara umum adalah merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani. Keanekaragaman kebudayaan yang ada di indonesia menjadikan keunikan tersendiri bagi bangsa dan negara sehingga dengan tercipta keunikan tersebut kita akan mengetahui karakteristik seseorang.
Arti kebudayaan menurut para ahli sebagai berikut :
  Melville J. Herskovits, Kebudayaan adalah “ Man made part of the environment “ (bagian dari lingkungan manusia).
  Dawson (Age of The Gods), Kebudayaan adalah cara hidup bersama (culture is common way of life).
  V.H. Deryvendak, Kebudayaan adalah kumpulan dari cetusan jiwa manusia sebagai yang beraneka ragam berlaku dalam suatu masyarakat tertentu.
  Sultan Takdir Alisyahbana, Kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir
  Dr. Moh. Hatta, Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa
  Mangunsarkoro, Kebudayaan adalah segala yang bersifat hasil kerja jiwa manusia dalam arti yang seluas-luasnya
  Drs. Sidi Gazalba, Kebudayaan adalah cara berfikir dan merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial dengan suatu ruang dan suatu waktu.

2.4.2 Tokoh - tokoh Kebudayaan

DAFTAR NAMA TOKOH SENI/BUDAYA ;
A. TOKOH SENI RUPA
  • TOKOH SENI RUPA MANCA NEGARA
  1. Hieronymous Bosch, 1450-1516 (Pelukis-Belanda)
  2. Frans Hals, 1580/85-1666 (Pelukis-Belanda)
  3. Leonardo da Vinci (Arsitek, Pelukis – Italia)
  4. Michelangelo (Pemahat, Pelukis – Italia)
  • TOKOH SENI RUPA INDONESIA ;
  1. Affandi (Pelukis)
  2. Agus Djaya (Pelukis – Art Consultant)
  3. Basuki Abdullah (Pelukis)
B. TOKOH SENI PANGGUNG/PERTUNJUKAN
  • TOKOH SENI PANGGUNG MANCA NEGARA
  1. Shakespeare(Sandiwara – Inggris)
  2. Verdi, 1800 an (Drama – Italia)
  3. Wagner, 1800 an (Drama – Jerman)
  4. Puccini, 1900 an (Drama – Italia)

6
  • TOKOH SENI PANGGUNG INDONESIA
  1. Sardono W. Kusumo (Koreografer)
  2. Bagong Kusudiarjo (Koreografer – Pelukis)
  3. Didiek Ninithowok (Koreografer)
C. TOKOH SENI MUSIK
  • TOKOH SENI MUSIK MANCA NEGARA
  1. Mozart (Komponis – Austria)
  2. Ludwig van Beethoven (Komponis – Jerman)
  • TOKOH SENI MUSIK INDONESIA
  1. Harvey Malaiholo (Penyanyi)
  2. Gesang (Pencipta Lagu – Penyanyi)
  3. Didie Kempot (Pencipta Lagu – Penyanyi)
  4. Jadug Ferianto (Pemusik)
  5. Franki Sahilatua (Pencipta Lagu – Penyanyi)
D. TOKOH SENI SASTRA
  • TOKOH SASTRA MANCA NEGARA
  1. William Shakespeare  (1564) …………………………………  Romeo and Juliet
  2. Walmiki (India) ……………………………………………………  Kisah Ramayana
  • TOKOH SASTRA INDONESIA
  1. Prapanca (Dang Acarya Nadendra) …………….  Kakawin Negarakertagama
  2. Mpu Sedah (Kerajaan Kadiri) …………………………..  Kakawin  Mahabharata
  3. Yasadipura I (Pujangga) …………………………………………  Serat Bima Suci
E. TOKOH KEBUDAYAAN
·                 TOKOH KEBUDAYAAN INDONESIA
  1. Bung Karno
  2. Gus Dur
  3. Emha Ainun Najib 
  4. Kang Sobari
  5. Soejiwo Tejo
  6. Butet Kertarajasa
·                Tokoh politik Indonesia;
1.       Adnan Buyung Nasution
  1. Akbar Tandjung
  2. Amien Rais
  3. Susilo Bambang Yudohyono

7
·                Tokoh ekonomi;
1.       Boediono
  1. Revrisond Baswir
  2. Widjojo Nitisastro
2.5         Unsur Kebudayaan
2.5.1 7 Unsur Kebudayaan Universal
1. Sistem Religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
2. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
3. Sistem Pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
4. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem – Sistem Ekonomi
Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih.
5. Sistem Teknologi dan Peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
6. Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
7. Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.

2.5.2   Kebudayaan dalam Dua Bentuk Wujud

·         Kebudayaan material
   Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata. Kebudayaan material juga mencangkup barang-barang, seperti televise, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, dan gedung pencakar langit.
·         Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, yaitu seperti dongeng, cerita rakyat dan lagu atau tari tradisional
Kebudayaan secara material  adalah semua benda dan alat kerja yang dihasilkan oleh teknologi. Kebudayaan material dapat dikatakan sebagai wujud dari kebudayaan yang bersifat abstrak, yang memberi pengertian dan nilai kepada benda-benda material sebagai hasil usaha dan kerja manusia yang dilakukan secara sadar dan bertujuan.





8
2.6         Wujud Kebudayaan
2.6.1 3 Wujud Kebudayaan Menurut Dimensi Wujudnya

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
·         Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat.
·          Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
·          Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
2.7    Orientasi Nilai Budaya
2.7.1 5 Masalah Pokok Kehidupan Manusia dalam Sistem Nilai Budaya
Terdapat 5 masalah pokok kehidupan manusia dalam sistem nilai budaya :
1. Hakekat hidup manusia.
2. Hakekat karya manusia.
3. Hakekat waktu manusia.
4. Hakekat alam manusia.
5. Hakekat hubungan manusia.
2.8    Perubahan Kebudayaan
2.8.1 faktor – faktor yang Mempengaruhi Diterima atau TIdaknya Suatu Unsur Kebudayaan Baru

Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya : Handphone, komputer, dan lain – lain.

Namun ada pula unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah misalnya :
  1. Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
  2. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.
9
  1. Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
  2. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :
  1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
  2. Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
  3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
  4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
  5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.
2.8.2  Penyebab Terjadinya Gerak Kebudayaan
Perubahan sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.

Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern)
  1.  Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
  2. Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
  3. Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.
  1. Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut.
  2. Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
  3. Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity.

10
2.9    Kaitan Manusia dan Kebudayan
2.9.1 Hubungan Manusia dan Kebudayaan dan Contohnya
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.

Contoh-Contoh Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan         
1)       Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2)       Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value )
3)       Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4)       Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5)        Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
2.9.2 Pengertian Dialektis
Dialektika disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada pendapat dilontarkan ke hadapan publik. Kemudian muncul tentangan terhadap pendapat tersebut.
11
Kedua posisi yang saling bertentangan ini didamaikan dengan sebuah pendapat yang lebih lengkap. Dari fenomen dialog ini dapat dilihat tiga tahap yakni tesis, antitesis dan sintesis. Tesis disini dimaksudkan sebagai pendapat awal tersebut. Antitesis yakni lawan atau oposisinya. Sedangkan Sintesis merupakan pendamaian dari keduanya baik tesis dan antitesis. Dalam sintesis ini terjadi peniadaan dan pembatalan baik itu tesis dan antitesis. Keduanya menjadi tidak berlaku lagi. Dapat dikatakan pula, kedua hal tersebut disimpan dan diangkat ke taraf yang lebih tinggi. Tentunya kebenaran baik dalam tesis dan antitesis masih dipertahankan. Dalam kacamata Hegel, proses ini disebut sebagai aufgehoben.
2.9.3 3 Tahap Dalam Proses Dialektis
  1. Tahap Eksternalisasi
Adalah proses pencurahan diri manusia secara terus-menerus kedalam dunia melalui aktivitas fisik dan mentalnya.
  1. Tahap Objektivasi
Adalah konsekuensi logis dari tahap eksternalisasi. Artinya, jika dalam tahap eksternalisasi manusia sibuk melakukan kegiatan fisik dan mentalnya, maka dalam tahap objektivasi, kegiatan tersebut sudah menghasilkan produk-produk tertentu, misalnya; gedung, mobil, komputer, buku-buku ilmiah, dsb.
  1. Tahap Internalisasi
Adalah tahap dimana realitas objektif hasil ciptaan manusia itu kembali diserap oleh manusia. Dengan kata lain, struktur dunia objektif hasil karyanya ditransformasikan kembali ke dalam struktur kesadaran subjektifnya.













12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Kebudayaan sangat berpengaruh besar pada kepribadian seseorang. Dan sebaliknya juga yaitu bahwa dalam pengembangan kepribadian manusia dibutuhkan kebudayaan dan  kebudayaan ini akan terus berkembang lewat kepribadian tersebut. Jadi untuk sebuah masyarakat yang maju, yang menjadi kekuatan penggeraknya ialah individu-individu yang ada di dalamnya. Maka semakin tinggi sebuah kebudayaan masyarakat akan bisa dilihat melalui karakter, kualitas dan kemampuan individunya.

3.2 Saran
Demikian tulisan ini saya buat. Penulis sadar akan banyaknya kekurangan dan jauh dari hal sempurna. Masih banyak kesalahan dari makalah ini. Penulis juga membutuhkan kritik dan saran agar bisa menjadikan motivasi bagi penulis agar kedepan bisa lebih baik lagi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada segala pihak yang telah membantu hingga makalah ini dapat saya selesaikan.










13


DAFTAR PUSTAKA